Search This Blog
Beasiswa pendidikan di Sekolah Pascasarjana UGM
Posted on | Kamis, 22 Mei 2008 | 1 Comment
Berikut informasi beassiswa pendidikan di Sekolah Pascasarjana UGM. Bagi yang berminat silahkan menindaklanjuti informasi ini. Selamat mencoba.http://www.pasca. ugm.ac.id/ id/index. php
Beasiswa pendidikan di Sekolah Pascasarjana UGM
Sekolah Pascasarjana UGM memberikan beasiswa untuk studi S2 di Sekolah Pascasarjana.
Syarat:
Lulusan S1 UGM dari berbagai program studi
IPK minimal 3,25
Memiliki hasil Toefl dengan skor minimal 450
Menyerahkan berkas pendaftaran sebagai calon mahasiswa S2 yang dilengkapi persyaratan yang telah ditentukan
Mengikuti dan lulus tes tanggal 20 Juni 2008; jam 09.00-11.00 di Sekolah Pascasarjana UGM
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
Marem Warsito (hp. 0818 277 198), Sekretariat: Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55281, Tlp: (0274) 544976; Fax: (0274) 564239, Email: ppsugm@idola. net.id; website: www.pasca.ugm. ac.id
Artikel Terkait:
Comments
rank
Check Page Rank of your Web site pages instantly: |
This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service |
Popular
Popular Posts
- Kuliah di Belgia dan Belanda
- Beasiswa S2 Luar Negeri Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO)
- Institut Kesenian Makassar- mencari dosen Fakultas Media Rekam
- PROGRAM BEASISWA S2 LUAR NEGERI KEMENTERIAN KOMINFO TAHUN 2012
- Langkah-langkah Memenangkan Beasiswa ke Amerika
- Beasiswa BBM & PPA Untuk Mahasiswa PTS di Kopertis Wilayah V, Indonesia
- Boeing Achievement Awards (TAFE), RMIT University, Australia
- Chinese Government Scholarships CGS-UPSP 2011 2012
- 150 Beasiswa S1 – Beastudi Etos, Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa, Indonesia
- Cara Mudah dan Murah Kuliah di ITB
Cari Kata Kunci
Accounting
adb
Administration Specialist
Agricultural Economics
Agricultural Sciences
Aminef
analysis of complex
and Education Specialist
android
Applied Computer Sciences
Arts
Asia Europe Foundation
australia
Austria
Beasiswa BBM dan PPA
Belgium
Bioinformatics
Biology
Boeing
Book keeping
Business
call for paper
Cambodia
Cambridge International Certificate
CARE Indonesia
chemestry
Chemistry
chevening
China
Chinese Academy
Collaborative
Communication
Computer
Denmark
Development studies
dikti
Disease Research
DNA
doctoral
Donate For Palestine
Ecological economics
Economics
Educational History
Electronic
Engineering
English
English Literature
ENS partner
Environmental geography
environmental studies
erasmus mundus
Ethnology
etos
European Diploma
Finance
Finance Officer
Geography
germany
Hanns Seidel Foundation
Health
History
History of Science and Ideas
Human geography
Hungary
IDEA
India
indofood
indonesia
Infectious
Information
Institut Pertanian Bogor Indonesia
International Youth Foundation
Italy
ITB
Japan
korea
Kupang
linguistic
lomba robot
Luxemborg
Malaysia
Manado
master degree
Mathematics
Medan
Monbusho
Multimedia
Myanmar
National Democratic Institute
Organizational
Parisian universities
Personal
petronas
PHd
Physics
Political
Political ecology
postdoc
REDD+
Religious Studies
Republic of China
researcher
rusia
S1
S2
S3
SAFE
Samarindal
Saudi Arabia
scholarship
Science
Singapore
Societal
Spain
Statistical Methodology
Swedia
Thailand
The Habibie Center
tips
Tourism
UI
UK
Undergraduate
Universitas Gadjah Mada Indonesia
Universiti Putra Malaysia - Kasetsart University Thailand - University of the Phillippines Los Baos
USA
USAID
vacancy
Vacancy for Educators
Vaccine
Vietnam
Visionary
World Bank
YouthActionNet
Followers
Jejaring
Total Pageviews
Artikel Terbaru
E-Book Gratis Terbaru
Lowongan Terbaru
Arsip
-
▼
2008
(94)
-
▼
Mei
(8)
- Beasiswa Pelatihan Jurnalisme Perempuan Multikultu...
- Kesempatan riset dengan UN [Law of the Sea]
- SATU KELUARGA SATU SARJANA
- [Call for Application] FASID FIELDWORK PROGRAM 2008
- Beasiswa pendidikan di Sekolah Pascasarjana UGM
- [tips] Seni mencari beasiswa, persiapan mendaftar ...
- Application for University of Malaya Fellowship Sc...
- beasiwa ke Timur Tengah th ajaran 2008/2009
-
▼
Mei
(8)
1 Oktober 2008 pukul 19.10
(Dikutip dari: Harian RADAR Banjarmasin, Jum’at 2 Mei 2008)
Strategi Pendidikan Milenium III
(Tengkulak Ilmu: Rabunnya Intelektual Ilmiah)
Oleh: Qinimain Zain
FEELING IS BELIEVING. MANUSIA adalah binatang yang menggunakan peralatan. Tanpa peralatan, ia bukan apa-apa. Dengan peralatan, ia adalah segala-galanya (Thomas Carlyle).
DALAM momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2008, sangat tepat berbenah diri. Banyak kalangan menilai betapa rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia dibanding bangsa lain. Ini ditandai dengan produktivitas kerja rendah sehingga ekonomi lemah, karena tidak efesien, efektif dan produktif dalam mengelola sumber daya alam yang meski begitu melimpah.
Lalu, mengapa kualitas sumber daya manusia Indonesia rendah?
KAPITAL manusia adalah kekayaan sebuah bangsa dan negara, sama halnya seperti pabrik, perumahan, mesin-mesin, dan modal fisik lainnya. Diakui dimensi teknologi, strategi, aliansi global dan inovasi merupakan komponen penting yang akan mempengaruhi keuggulan kompetitif pada masa depan. Namun demikian, komponen itu masih bergantung pada kembampuan manusia (Gary S. Becker).
Dalam ilmu matematika ada acuan dasar sederhana penilaian apa pun, yaitu posisi dan perubahan. Jadi, jika bicara kemajuan pendidikan kualitas sumber daya manusia Indonesia adalah berkaitan di mana posisinya dan seberapa besar perubahannya dibanding bangsa lain di bidangnya.
Berkaitan dengan perubahan, ada dua cara posisi untuk unggul yaitu bertahan dengan keunggulan lokal dengan fungsi terbatas atau menyerang dengan keunggulan global dengan fungsi luas. Misal, menjadi ahli orang hutan Kalimantan yang endemik, atau menjadi ahli kera seluruh dunia. Jelas, sangat sulit menjadi unggul satu keahlian untuk global diakui secara global, sedang unggul keahlian untuk lokal diakui secara global pun - seperti tentang orang hutan Kalimantan (apalagi tentang gorila), didahului orang (bangsa) lain. Ini terjadi disemua bidang ilmu. Mengapa?
Indonesia (juga negara terkebelakang lain) memang negara yang lebih kemudian merdeka dan berkembang, sehingga kemajuan pendidikan pun belakangan. Umumnya, keunggulan (sekolah) pendidikan di Indonesia hanya mengandalkan keunggulan lisensi, bukan produk inovasi sendiri. Contoh, sekolah (dan universitas) yang dianggap unggul di Kalimantan bila pengajarnya berasal menimba ilmu di sekolah (dan universitas) unggul di pulau Jawa (atau luar negeri). Sedang di Jawa, pengajarnya berasal menimba ilmu di luar negeri. Jika demikian, pendidikan (ilmu pengetahuan dan teknologi) Indonesia atau di daerah tidak akan pernah lebih unggul di banding pusat atau luar negeri. (Ada beberapa sekolah atau universitas yang membanggakan pengajarnya lulusan universitas bergengsi atau menonjolkan studi pustaka di Jawa dan luar negeri. Artinya, ini sekadar tengkulak atau makelar (broker) ilmu dan teknologi). Dan memang, selalu, beban lebih berat bagi apa dan siapa pun yang terkebelakang karena harus melebihi kecepatan lepas (velocity of escape), kemampuan kemajuan yang unggul di depan untuk menang. Perlu kemauan keras, kerja keras dan strategi tepat mengingat banyak hal terbatas.
WALAUPUN Anda berada pada jalan yang benar, maka akan tergilas jika Anda cuma duduk di sana (Will Roger).
Lalu, mengapa otak orang lain unggul? Ada contoh menarik, Sabtu 30 Juli 2005 lalu, Michael Brown dari California Institute of Technology mengumumkan “Keluarkan pena. Bersiaplah menulis ulang buku teks!”. Astronom Amerika Serikat ini, mengklaim menemukan planet ke-10 dalam sistem tata surya yang diberi nama 2003-UB313, planet terjauh dari matahari, berdiameter 3.000 kilometer atau satu setengah kali dari Pluto. Planet ini pertama kali terlihat lewat teleskop Samuel Oschin di Observatorium Polmar dan teleskop 8m Gemini di Mauna Kea pada 21 Oktober 2003, kemudian tak nampak hingga 8 Januari 2005, 15 bulan kemudian.
Sebuah penemuan kemajuan ilmu pengetahuan luar biasa, yang sebenarnya biasa saja dan mungkin terjadi di Indonesia andai ilmuwannya memiliki alat teleskop serupa. Tanpa teleskop itu, ketika memandang langit mata kita rabun, sehingga yang terlihat hanya langit malam dengan kerlip bintang semata. Sejarah mencatat, ilmuwan penemu besar sering ada hubungan dengan kemampuannya merancang atau mencipta alat penelitian sendiri. Tycho Brahe membuat sekstan (busur derajat) pengamatan benda langit, Johannes Kepler dengan bola langit sebagai peta astronomi, Isaac Newton membuat teleskop refleksi pertama yang menjadi acuan teleskop sekarang, atau Robert Hooke merancang mikroskop sendiri. Dan, alat teknologi (hardware) pengamatan berjasa mendapatkan ilmu pengetahuan ini disebut radas, pasangan alat penelitian (software) pengetahuan sistematis disebut teori.
ILMUWAN kuno kadang menekankan pentingnya seorang ilmuwan membuat alat penelitian sendiri. Merancang dan membuat sesuatu alat adalah sebuah cabang keahlian ilmiah (Peter B. Medawar).
Lalu, sampai di manakah perkembangan ilmu pengetahuan (dan teknologi) di negara lain? Untuk (ilmu) pengetahuan sosial, di milenium ketiga kesejajaran dan keterpaduannya dengan ilmu pengetahuan alam, hangat di berbagai belahan dunia. Di ujung tahun 2007 lalu, Gerhard Ertl, pemenang Nobel Kimia tahun itu, kembali mengemukakan bahwa ilmuwan harus menerobos batasan disiplin ilmu untuk menemukan pemecahan beberapa pertanyaan tantangan besar belum terjawab bagi ilmu pengetahuan yaitu ilmu pengetahuan menyatu seiring waktu. Banyak ilmuwan peserta forum bergengsi itu menjelaskan tugas penting ke depan yang harus diselesaikan berkenaan masalah batas, batasan atau titik temu pada dua atau lebih disiplin ilmu. Kemudian sejalan itu, tanggal 28 – 30 Maret 2008 lalu, di Universitas Warwick, Warwick, Inggris, berlangsung British Sociological Association (BSA) Annual Conference 2008, dengan tema Social Worlds, Natural Worlds, mengangkat pula debat perseteruan terkini yaitu batas, hubungan dan paduan (ilmu) pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan alam dalam pengembangan teori (ilmu) sosial dan penelitian empiris, mencoba menjawab pertanyaan kompleks yang selalu mengemuka di abad ke 21 dalam memahami umat manusia. Berikutnya, tanggal 2-5 Desember 2008 nanti, akan digelar The Annual Conference of The Australian Sociological Association (TASA) 2008, di Universitas Melbourne dengan tema Re-imagining Sociology.
Ini peluang momentum besar (yang hanya satu kali seumur dunia) bagi siapa pun, baik universitas atau bangsa Indonesia untuk berlomba memecahkan masalah membuktikan kemajuan, keunggulan dan kehormatan sumber daya manusianya di milenium ketiga ini. (Dari pengalaman, pandangan rendah bangsa lain terhadap Indonesia (dan pribadi), tergantung kualitas kita. Kenyataannya, ilmuwan besar di universitas besar di benua Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan Australia pun, dengan rendah hati mau belajar (paradigma Total Qinimain Zain: The (R)Evolution of Social Science: The New Paradigm Scientific System of Science dengan saya) selama apa yang kita miliki lebih unggul dari mereka.
SUMBER daya manusia harus didefinisikan bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi dengan apa yang sumber daya manusia hasilkan (David Ulrich).
Akhirnya, di manakah tempat pendidikan terbaik belajar untuk unggul secara lokal dan global di banding bangsa lain? Di University of Reality di kehidupan sekitar! Dengan syarat (mencipta dan) memiliki alat teknologi (hardware) atau alat teori (software) hebat sendiri. Jika tidak, semua mata intelektual ilmiah rabun, karena belajar dan memahami kehidupan semesta dengan otak telanjang adalah sulit bahkan mustahil, sama halnya mencoba mengamati bintang di langit dan bakteri di tanah dengan mata telanjang tanpa teleskop dan mikroskop. Sekarang rebut peluang (terutama untuk akademisi), bangsa Indonesia dan dunia krisis kini membutuhkan Galileo Galilei, Francis Bacon, dan Rene Descartes muda. Jika tidak, akan hanya menjadi tengkulak ilmu, dan harapan memiliki (serta menjadi) sumberdaya manusia berkualitas lebih unggul daripada bangsa lain hanyalah mimpi. Selamanya.
BODOH betapa pun seseorang akan mampu memandang kritis terhadap apa saja, asal memiliki peralatan sesuai tahapan pemahaman itu (Paulo Freire)
BAGAIMANA strategi Anda?
*) Qinimain Zain – Scientist & Strategist, tinggal di Banjarbaru, Kalsel, email: tqz_strategist@yahoo.co.id (www.scientist-strategist.blogspot.com).