Search This Blog
ITB Cari 600 Siswa Cerdas Miskin
Posted on | Rabu, 05 Agustus 2009 | 2 Comments
Persyaratan: Para calon penerima beasiswa "ITB Untuk Semua" harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Calon lulusan sekolah menengah umum pada tahun ajaran 2009 (bidang studi IPA untuk fakultas Sains dan Teknik).
2. Berasal dari keluarga yang tak mampu secara ekonomi (penghasilan kedua orangtua di bawah Upah Minimum Regional setempat)
3. Memiliki prestasi akademik yang sangat baik.
4. Aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolah (lebih diutamakan yang memiliki bakat memimpin)
5. Mendapat rekomendasi dari kepala sekolah
6. Bersedia mengikuti ujian penerimaan yang dilakukan ITB
kalo saya lihat jawal test-nya sudah lewat; tapi krn ada publikasi yg menyatakan bahwa siswa yg memenuhi syarat kurang
(dari kuota 600 org); jadi info mengenai beasiswa ini saya fwd.
Coba email langsung mengenai hal ini ke: kontak@itbuntuksemu a.com;
Smoga berhasil.
Bisa dilihat syarat2nya klik situs ini
Indonesia ini memang anomali. Ternyata sulit mencari anak cerdas miskin. Dari kewajiban ITB sebagai PTN BHP untuk menyediakan 20% untuk calon mahasiswa cerdas miskin dari total 3.000 calon mahasiswa baru, hanya 51 orang saja baru berhasil dijaring ITB. Perlu kampanye kreatif dan agresif jemput bola sampai ke gang-gang becek dan ke seluruh pelosok Indonesia .
Baru saja saya ditilpun Rektor ITB, Prof. Djoko Santoso. Ia ingin meluruskan tentang tulisan saya yang dikutip ratusan blog dan mailist yang pertama kali dimuat di mailist IA ITB berjudul; "Kembalikan Kursi SNMPTN 2009 kepada yang Berhak".
Menurut Prof. Djoko Santoso, ITB justru kesulitan untuk mencari 600 siswa lulusan SMU yang cerdas miskin. Angka 600 ini adalah bukti kekonsistenan ITB sebagai PTN berstatus BHP yang mensyaratkan 20% dari total penerimaan mahasiswa baru ITB yang seluruhnya 3.000, harus untuk calon mahasiswa cerdas miskin.
Jumlah mahasiswa cerdas miskin ini baru berhasil dijaring sejumlah 23 orang melalui Ujian Saringan Masuk (USM) ITB 2009. Dan 28 orang melalui seleksi "Beasiswa ITB untuk Semua" 2009. Menurut Prof. Djoko Santoso, profil mereka adalah anak-anak rakyat Indonesia cerdas tetapi orang tuanya miskin. Profil orang tua mereka adalah tukang bakso, penjual nasi pinggir jalan, pemilik kios warung kecil, pembantu rumah tangga, petani musiman, nelayan, tukang gali tanah, tukang bangunan, sopir angkot, anak calo bisnis kelas teri, pensiunan tentara dan polisi pangkat prajurit, anak Satpam, guru ngaji, pensiunan guru SD dan lain-lain.
Melihat total calon mahasiswa cerdas miskin yang berhasil dijaring ITB hanya 51 orang dari 600 orang untuk kursi yang tersedia. Maka saya sarankan agar ITB lebih agresif lagi dan lebih kreatif lagi dalam menginformasikan dan menggerakkan minat masyarakat untuk masuk ITB tanpa biaya sepeser pun selama dia kuliah di ITB dan seluruh biaya hidup ditanggung ITB sampai lulus.
Mungkin selama ini masyarakat miskin sudah takut dengar nama ITB sendiri sebelum mereka mau mendaftar. Yang mereka tahu, ITB itu yang paling mahal biaya formulir pendaftarannya yakni Rp. 850 ribu. Nah kalau ia seorang pembantu berarti dia harus menyerahkan seluruh pendapatannya dua bulan gaji untuk beli formulir seleksi masuk ITB. Belum untuk urus sana urus sini. Pokoknya berat di ongkos. Sedangkan biaya untuk hidup keluarga mana?
Pengalaman spesifik perjuangan dengan segala kendalanya dalam menyeleksi USM ITB dan "Beasiswa ITB untuk Semua" 2009, ada baiknya ditulis dan dijelaskan secara panjang lebar kepada media cetak dan elektronik lokal maupun nasional termasuk di mailist IA ITB ini. Setidaknya ini akan menggugah para alumni ITB yang jumlahnya puluhan ribu untuk memberikan saran dan idenya. Syukur-syukur mau jemput bola, siapa tahu anak pembantunya cerdas, siapa tahu anak Satpam di lingkungannya pinter; siapa tahu anak supirnya juga otaknya moncer. Syukur-syukur ia sendiri mau menyumbang.
Sebab menurut Betti Alisjahbana, yang mengkoordinasikan program "Beasiswa ITB untuk Semua" semakin banyak pendukungnya. Setelah kemarin, 23 Juli 2009, pak Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI berkenan membantu penggalangan dana melalui goresan pertama di dua lukisan seniman ITB.. Maka pada 24 Juli 2009 Betti Alisjahbana mendapat konfirmasi donasi "Beasiswa ITB untuk Semua" dari Pertamina sejumlah Rp. 1.000.000.000. Selain itu seorang alumni ITB (Haminanto Adinugraha) baru saja menyumbangkan Rp. 100.000.000 ke pundi-pundi "Beasiswa ITB untuk Semua". Dengan demikian total komitmen donasi yang sudah kami dapat adalah Rp. 4.200.000.000. Dana ini cukup untuk membiayai 42 mahasiswa sampai lulus dari ITB. Sementara hasil seleksi untuk calon mahasiswa cerdas miskin hanya 28 orang.
Mari kita cari sampai ke gang-gang becek, ke seluruh pelosok Nusantara, para anak cerdas miskin yang diprioritaskan masuk ITB gratis sampai lulus. Permintaan ITB dan para donatur hanya satu mereka yang diterima jadi mahasiswa ITB kelak diharapkan menjadi agen perubahan di lingkungan sosial asalnya.
READ MORE - ITB Cari 600 Siswa Cerdas Miskin
1. Calon lulusan sekolah menengah umum pada tahun ajaran 2009 (bidang studi IPA untuk fakultas Sains dan Teknik).
2. Berasal dari keluarga yang tak mampu secara ekonomi (penghasilan kedua orangtua di bawah Upah Minimum Regional setempat)
3. Memiliki prestasi akademik yang sangat baik.
4. Aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolah (lebih diutamakan yang memiliki bakat memimpin)
5. Mendapat rekomendasi dari kepala sekolah
6. Bersedia mengikuti ujian penerimaan yang dilakukan ITB
kalo saya lihat jawal test-nya sudah lewat; tapi krn ada publikasi yg menyatakan bahwa siswa yg memenuhi syarat kurang
(dari kuota 600 org); jadi info mengenai beasiswa ini saya fwd.
Coba email langsung mengenai hal ini ke: kontak@itbuntuksemu a.com;
Smoga berhasil.
Bisa dilihat syarat2nya klik situs ini
Indonesia ini memang anomali. Ternyata sulit mencari anak cerdas miskin. Dari kewajiban ITB sebagai PTN BHP untuk menyediakan 20% untuk calon mahasiswa cerdas miskin dari total 3.000 calon mahasiswa baru, hanya 51 orang saja baru berhasil dijaring ITB. Perlu kampanye kreatif dan agresif jemput bola sampai ke gang-gang becek dan ke seluruh pelosok Indonesia .
Baru saja saya ditilpun Rektor ITB, Prof. Djoko Santoso. Ia ingin meluruskan tentang tulisan saya yang dikutip ratusan blog dan mailist yang pertama kali dimuat di mailist IA ITB berjudul; "Kembalikan Kursi SNMPTN 2009 kepada yang Berhak".
Menurut Prof. Djoko Santoso, ITB justru kesulitan untuk mencari 600 siswa lulusan SMU yang cerdas miskin. Angka 600 ini adalah bukti kekonsistenan ITB sebagai PTN berstatus BHP yang mensyaratkan 20% dari total penerimaan mahasiswa baru ITB yang seluruhnya 3.000, harus untuk calon mahasiswa cerdas miskin.
Jumlah mahasiswa cerdas miskin ini baru berhasil dijaring sejumlah 23 orang melalui Ujian Saringan Masuk (USM) ITB 2009. Dan 28 orang melalui seleksi "Beasiswa ITB untuk Semua" 2009. Menurut Prof. Djoko Santoso, profil mereka adalah anak-anak rakyat Indonesia cerdas tetapi orang tuanya miskin. Profil orang tua mereka adalah tukang bakso, penjual nasi pinggir jalan, pemilik kios warung kecil, pembantu rumah tangga, petani musiman, nelayan, tukang gali tanah, tukang bangunan, sopir angkot, anak calo bisnis kelas teri, pensiunan tentara dan polisi pangkat prajurit, anak Satpam, guru ngaji, pensiunan guru SD dan lain-lain.
Melihat total calon mahasiswa cerdas miskin yang berhasil dijaring ITB hanya 51 orang dari 600 orang untuk kursi yang tersedia. Maka saya sarankan agar ITB lebih agresif lagi dan lebih kreatif lagi dalam menginformasikan dan menggerakkan minat masyarakat untuk masuk ITB tanpa biaya sepeser pun selama dia kuliah di ITB dan seluruh biaya hidup ditanggung ITB sampai lulus.
Mungkin selama ini masyarakat miskin sudah takut dengar nama ITB sendiri sebelum mereka mau mendaftar. Yang mereka tahu, ITB itu yang paling mahal biaya formulir pendaftarannya yakni Rp. 850 ribu. Nah kalau ia seorang pembantu berarti dia harus menyerahkan seluruh pendapatannya dua bulan gaji untuk beli formulir seleksi masuk ITB. Belum untuk urus sana urus sini. Pokoknya berat di ongkos. Sedangkan biaya untuk hidup keluarga mana?
Pengalaman spesifik perjuangan dengan segala kendalanya dalam menyeleksi USM ITB dan "Beasiswa ITB untuk Semua" 2009, ada baiknya ditulis dan dijelaskan secara panjang lebar kepada media cetak dan elektronik lokal maupun nasional termasuk di mailist IA ITB ini. Setidaknya ini akan menggugah para alumni ITB yang jumlahnya puluhan ribu untuk memberikan saran dan idenya. Syukur-syukur mau jemput bola, siapa tahu anak pembantunya cerdas, siapa tahu anak Satpam di lingkungannya pinter; siapa tahu anak supirnya juga otaknya moncer. Syukur-syukur ia sendiri mau menyumbang.
Sebab menurut Betti Alisjahbana, yang mengkoordinasikan program "Beasiswa ITB untuk Semua" semakin banyak pendukungnya. Setelah kemarin, 23 Juli 2009, pak Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI berkenan membantu penggalangan dana melalui goresan pertama di dua lukisan seniman ITB.. Maka pada 24 Juli 2009 Betti Alisjahbana mendapat konfirmasi donasi "Beasiswa ITB untuk Semua" dari Pertamina sejumlah Rp. 1.000.000.000. Selain itu seorang alumni ITB (Haminanto Adinugraha) baru saja menyumbangkan Rp. 100.000.000 ke pundi-pundi "Beasiswa ITB untuk Semua". Dengan demikian total komitmen donasi yang sudah kami dapat adalah Rp. 4.200.000.000. Dana ini cukup untuk membiayai 42 mahasiswa sampai lulus dari ITB. Sementara hasil seleksi untuk calon mahasiswa cerdas miskin hanya 28 orang.
Mari kita cari sampai ke gang-gang becek, ke seluruh pelosok Nusantara, para anak cerdas miskin yang diprioritaskan masuk ITB gratis sampai lulus. Permintaan ITB dan para donatur hanya satu mereka yang diterima jadi mahasiswa ITB kelak diharapkan menjadi agen perubahan di lingkungan sosial asalnya.
rank
Check Page Rank of your Web site pages instantly: |
This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service |
Popular
Popular Posts
- Kuliah di Belgia dan Belanda
- Beasiswa S2 Luar Negeri Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO)
- Institut Kesenian Makassar- mencari dosen Fakultas Media Rekam
- PROGRAM BEASISWA S2 LUAR NEGERI KEMENTERIAN KOMINFO TAHUN 2012
- Langkah-langkah Memenangkan Beasiswa ke Amerika
- Beasiswa BBM & PPA Untuk Mahasiswa PTS di Kopertis Wilayah V, Indonesia
- Boeing Achievement Awards (TAFE), RMIT University, Australia
- Chinese Government Scholarships CGS-UPSP 2011 2012
- 150 Beasiswa S1 – Beastudi Etos, Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa, Indonesia
- Cara Mudah dan Murah Kuliah di ITB
Cari Kata Kunci
Accounting
adb
Administration Specialist
Agricultural Economics
Agricultural Sciences
Aminef
analysis of complex
and Education Specialist
android
Applied Computer Sciences
Arts
Asia Europe Foundation
australia
Austria
Beasiswa BBM dan PPA
Belgium
Bioinformatics
Biology
Boeing
Book keeping
Business
call for paper
Cambodia
Cambridge International Certificate
CARE Indonesia
chemestry
Chemistry
chevening
China
Chinese Academy
Collaborative
Communication
Computer
Denmark
Development studies
dikti
Disease Research
DNA
doctoral
Donate For Palestine
Ecological economics
Economics
Educational History
Electronic
Engineering
English
English Literature
ENS partner
Environmental geography
environmental studies
erasmus mundus
Ethnology
etos
European Diploma
Finance
Finance Officer
Geography
germany
Hanns Seidel Foundation
Health
History
History of Science and Ideas
Human geography
Hungary
IDEA
India
indofood
indonesia
Infectious
Information
Institut Pertanian Bogor Indonesia
International Youth Foundation
Italy
ITB
Japan
korea
Kupang
linguistic
lomba robot
Luxemborg
Malaysia
Manado
master degree
Mathematics
Medan
Monbusho
Multimedia
Myanmar
National Democratic Institute
Organizational
Parisian universities
Personal
petronas
PHd
Physics
Political
Political ecology
postdoc
REDD+
Religious Studies
Republic of China
researcher
rusia
S1
S2
S3
SAFE
Samarindal
Saudi Arabia
scholarship
Science
Singapore
Societal
Spain
Statistical Methodology
Swedia
Thailand
The Habibie Center
tips
Tourism
UI
UK
Undergraduate
Universitas Gadjah Mada Indonesia
Universiti Putra Malaysia - Kasetsart University Thailand - University of the Phillippines Los Baos
USA
USAID
vacancy
Vacancy for Educators
Vaccine
Vietnam
Visionary
World Bank
YouthActionNet